! Head Line ! Hikmah ! Median ! Kabudayan ! Talang 17-an ! Kolom Cak Nun ! Forum ! Lain-Lain ! Beranda !
__________________________________________________________________________________________________________________

Edisi 8

DI TENGAH-TENGAH KETIDAKJELASAN


Kita saat ini tengah berada pada situasi penuh masalah yang membingungkan di tingkat lokal, nasional, bahkan global. Sama sekali kita tidak tahu kebenaran yang mana yang kita jadikan acuan sikap, sehingga cenderung mengikuti tingkah laku orang yang sama-sama tidak tahu.

Tentang Palestina-Israel
Kita tidak pernah mencari siapa di belakang Israel sebenarnya, sehingga mudah saja kita tuduh Amerika. Sedang pada Juli 2008 tiga negara Arab, Suriah, dan Mesir telah menyetujui rencana Israel, jauh sebelum mereka bergerak melakukan agresi. Ini tidak pernah kita sadari dan pikirkan.

Semua itu adalah semacam tenggat batas akumulasi dari kejadian-kejadian yang akan datang yang mungkin akan semakin tidak masuk nalar. Jadi, tenang saja, tidak perlu ribut-ribut pergi ke Palestina. Demo-demo yang telah dilakukan juga ternyata cukup membuka mata Israel untuk tidak langsung melanjutkan agresinya ke Iran yang sebenarnya merupakan target utamanya. Kita patut memuji mereka yang berdemo.

Tentang Kebenaran
Saat ini, ilmu modern belum bisa mengakui kebenaran yang ada dan terjadi hanya karena tidak terbukti secara ilmu. Ini bisa disebut sebagai arogansi ilmu dan sekaligus kekeliruan fundamental ilmu modern saat ini.

Allah berdiskusi dalam banyak firman-Nya melaui dialektika, terutama untuk menentukan siapa atau apa yang baik dan siapa atau apa yang buruk. Apa atau siapa yang benar dan apa atau siapa yang salah. Misal dalam Haji, susah payah manusia menjalankan ritual haji, berputar, berlari, berdiam, dalam satu titik harus menghadap ka’bah, ke arah timur, ke arah barat, tapi pada ujungnya Allah menyatakan bahwa bukanlah kebaikan dengan kamu menghadapkan wajahmu ke timur atau ke barat seperti itu, melainkan yang terbaik darimu dengan sesama.

Akhirnya...
Apapun yang terjadi, jadikan basyirah (kegembiraan) bagi kita. Semoga di masa depan ada temuan-temuan yang menggembirakan kita. (MD)